Tes Kecepatan Internet



Cara mengetahui kecepatan internet

Pada saat kita akan berlangganan internet biasanya ditawarkan bermacam-macam pilihan paket internet, paket yang dapat kita pilih bisa berdasarkan kecepatannya, maupun berdasarkan berapa banyak data yang kita gunakan.

Misalnya kita memilih paket yang 512 Kbps (kilo bit per seconds), pada brosur penawarannya tertulis up to 512 Kbps, itu artinya kecepatan maksimum yang bisa kita peroleh sampai dengan 512 Kbps, sedangkan kecepatan rata-rata sesungguhnya yang kita peroleh biasanya dibawah 512 Kbps.

Kecepatan akses internet terdiri dari 2 macam yaitu kecepatan Download dan kecepatan Upload, untuk kecepatan Upload biasanya lebih rendah dari kecepatan Download. Pada saat kita Browsing dan membuka halaman Web secara tidak langsung kita sudah melakukan Upload dan Download (Sent dan Received) data, hanya perbandingan data yang kita Download jauh lebih besar daripada data yang kita Upload karena data yang kita upload terbatas pada perintah saja. Seperti saat kita mengetikkan kata kunci pada Browser dan menekan Enter sebenarnya saat itu kita juga sedang melakukan Upload.

Untuk mengetahui berapa sebenarnya kecepatan akses internet kita, berikut ini ada bermacam-macam situs web untuk mengecek kecepatan internet. Kita dapat memilih mau yang tampilannya sederhana atau yang tampilannya lebih menarik, untuk yang tampilannya sederhana waktu yang dibutuhkan untuk proses mengecek kecepatan internet hanya sebentar.

Pada saat kita melakukan pengetesan kecepatan di pagi hari hasilnya akan berbeda bila kita melakukan pengetesan lagi pada malam hari. Pada saat jam-jam sibuk antara sore hari kecepatannya akan jauh menurun, karena banyak orang yang menggunakan internet pada jalur yang disediakan untuk kita.
Dapat diibaratkan seperti pada jalan raya, bila jalan tersebut banyak kendaraan yang menggunakan maka kecepatan kendaraan menjadi lambat. Sebaliknya bila jalanan kosong, maka kita dapat melaju dengan cepat.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebelum melakukan pengetesan Close dulu semua program yang sedang dijalankan.
Setelah melakukan pengecekan dengan salah satu Link yang disediakan berikut ini, anda dapat mencoba untuk klik Link yang lainnya untuk test kecepatan-nya, begitu seterusnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Berikut ini Link yang tampilannya Sederhana :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecekan kecepatan sekitar (0,5 menit)




2. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecekan kecepatan sekitar (1 menit)



3. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecekan kecepatan sekitar (1 menit)
 




Berikut ini Link yang tampilannya lebih menarik :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecekan kecepatan sekitar (1,5 menit)


2. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecekan kecepatan sekitar (2 menit)



3. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecekan kecepatan sekitar (1,5 menit)



(Sumber: diolah dari berbagai sumber)







Jebakan SMS premium yang sering digunakan :

  • Perintah menekan angka dalam nada sambung
  • Ada SMS yang menyatakan bahwa kita menerima pesan video, yang baru bisa dibuka setelah kita mengetik kode TP, yang dikirim ke nomor pengirim. Kode TP di operator manapun artinya Transfer Pulsa.
  • Sms yang meminta transfer uang jika kita membalasnya (walaupun sms kosong) sistemnya secara otomatis mendaftar kita berlangganan konten tertentu.
  • Dikirim sms oleh content provider berupa zodiac, game, ramalan, hadiah, voucher, jika membalas sms, konsumen dikenakan tarif premium.
  • Melalui registrasi otomatis. Sms kikirim berbagai macam nomor berisi penawaran konten informasi seperti olah raga dan selebriti. Jika membalas sms, konsumen secara otomatis akan menjadi anggota.
Menurut Andri, kuasa hukum PT.Colibri Networks salah satu content provider “Klien kami hanya menyediakan konten dimana jika pelanggan membutuhkan data, pasti akan melakukan registrasi terhadap sms yang diberikan, oleh kaena itu tidak mungkin pulsanya terpotong jika pelanggan tidak melakukan registrasi.
Soal kemungkinan kliennya sengaja mengaburkan informasi tentang cara membatalkan registrasi, Andri menjawab Hal tersebut tidak mungkin terjadi. Begitu juga dengan fasilitas Unreg, pihaknya meragukan jika fasilitas itu tidak berfungsi.
Operator Raup Untung Triliunan Rupiah tiap bulannya dari SMS premium
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ke-menkominfo) dituntut bersikap tegas terhadap operator telekomunikasi seluler dan penyedia konten premium layanan pesan singkat (SMS). Komisi I DPR menduga, operator telekomunikasi dan penyedia konten meraup keuntungan triliunan rupiah setiap bulannya dari bisnis SMS premi­um itu.

Persoalan itu mengemuka dalam rapat di Ruang Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (10/10). Selain mendesak Menkominfo, Ko­misi I juga mendesak Badan Regulasi Telekomunikasi In­donesia (BRTI) untuk bekerja optimal mengawasi praktik pencurian pulsa melalui SMS yang marak terjadi.

Upaya sosialisasi dan edukasi mekanisme penghentian langganan (unreg) yang di janjikan operator bukan solusi tepat karena mayoritas korban adalah masyarakat lapisan bawah. "Proses edukasi mekanisme unreg seperti apa yang bisa sampai kepada mereka?" kata anggota Komisi I DPR, Rachel Maryam.

Dalam kesempatan itu, Menkominfo Tifatul Sembiring memaparkan, jumlah warga yang mengadukan SMS pencuri pulsa semakin marak dalam tiga tahun terakhir ini. Sejak Juli 2011, Kemenkominfo membuka layanan bebas pulsa saluran pengaduan SMS penipuan melalui nomor telefon 159. Selama kurun waktu Juli sampai 4 Oktober lalu, tercatat sebanyak 9.638 pe­ngaduan masyarakat yang masuk. Pengaduan itu ditindaklanjuti BRTI maksimal 14 hari dengan cara dimediasikan kepada operator telekomu­nikasi yang bersangkutan.

Tifatul mengatakan, bersama BRTI, operator telekomunikasi, dan penyedia konten, akan menemui Bareskrim Mabes Polri untuk meluruskan hal itu pada Selasa (11/10). "Hasil pertemuan, seluruh operator tidak bermaksud melakukan pencurian pulsa secara terencana. Kemenkominfo mengimbau (selu­ruh operator supaya) menaati ketentuan. Jika tidak, akan di black list. Kalau ada indikasi mencuri pulsa, silakan laporke polisi," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Kadin Indonesia bersama de­ngan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) dan Indonesian Mobile and Online Content Association (IMOCA) berjanji akan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada pelanggan agar tidak merasa terjebak saat melakukan proses "opt-in".

Dalam siaran pers yang dikirimkan Kadin Indonesia disebutkan, ATSI dan IMOCA sudah memperbaiki prosedur operasional untuk menanggapi keluhan pelanggan serta membenahi sistem teknis dan info cara mengakses layanan, termasuk cara menghentikan layanan.

Terkait SMS konten premi­um, ATSI dan IMOCA mengakui itu merupakan kerja sama resmi antara pihak penyelenggara telekomunikasi dengan penyedia konten. Layanan ini dilaksanakan kedua pihak yang terikat dengan PKS (perjanjian kerja sama) yang memiliki pasal-pasal yang antara lain menyangkut hak dan kewajiban para pihak.

"Dalam pasal-pasal tersebut jelas tidak tertera adanya aturan mengambil pulsa dengan cara menipu atau mencuri," kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Pendukung Aplikasi dan Konten, Yusuf K. Hasnoputro.

Pihak ATSI dan IMOCA mengutarakan, SMS konten premium merupakan layanan nilai tambah yang diberikan hanya kepada pelanggan yang telah setuju untuk membeli konten atau layanan yang dimaksud atau yang disebut de­ngan istilah "opt-in". Secara teknis tidak dimungkinkan adanya pemotongan pulsa pelanggan tanpa permintaan pelanggan atas konten itu.
(Sumber : Pikiran Rakyat)